Surat
Untuk Ayah
Dear
Ayah,
Surat untuk engkau, yang kini telah
tersenyum melihatku disurga. Surat yang ku tulis dari hati, agar engkau
membacanya. Surat yang ku tulis disini, hingga mereka tahu seperti apa rasa
cintaku padanya ? Seperti apa rasa rinduku padanya ? Surat Untuk Ayah.
Ku ingat, ketika ayah
mengajariku pelajaran matematika, untuk mengerjakan tugas yang ibu guru
berikan. Sampai larut malam aku belum menyelesaikan tugas tersebut, sehingga
nenek pun menyuruh ayah supaya aku istirahat karena esok paginya sekolah.
Ku ingat, ketika ayah
mengajariku bercocok tanam, bartani diladang, walaupun gerimis kami berdua
tetap ke ladang unutk melihat buah pohon yang ayah tanam.
Ku ingat, ketika ayah
memarahiku karena kesalahanku, aku mengerti orang tua memarahi anaknya karena
tak ingin anaknya lebih buruk dari ayahhya dan ayah menginginkan aku lebih baik
dari ayah.
Namun, semua itu
hanyalah kenangan yang tak pernah ku lupakan, hanyalah kenangan yang tak bisa
terjadi untuk kedua kalinya.
Aku yang entah dan
tidak tahu harus melakukan apa ketika merindu kasih, sayang, dan cinta ayah.
Aku yang disetiap hari-hariku mendambakan sosoknya, sosok yang tak pernah ada
di dalam kehidupanku sekarang. Sosok yang ingin ku jadikan panutan dan contoh
untuk hidup ku.
Rindu ini sangat amat
mendalam untukmu ayah. Aku tak berharap ragamu bisa bertemu dengan ku, karena
itu semua tak mungkin. Yang ku harap aku bisa bertemu dengan ayah walau dalam
mimpi. Berbincang bersama ayah, memberi nasehat kepadaku, dan memberi acuan
untuk hidupku. Tapi sekalipun aku tak pernah bertemu dalam ayah dalam mimpiku,
walau Tuhan tidak menemukan aku dengan ayah dalam mimpiku, aku tahu Tuhan
selalu memberi kabar kepada ayah disana.
Tidak banyak yang ku
pinta dalam perjalanan kelam hidup ini. Tidak banyak ku inginkan dalam penat
ruang sempit ini. Aku hanya meminta kepada-Mu, berilah tempat terindah untuk
ayah di surga-Mu. Aku yang selalu meneteskan air mata ketika teringat akan
kenangan-kenangan berrsama ayah, ketika melihat seorang anak kecil yang di gendong
ayahnya, sungguh aku sangat meridukan ayah.
Ayah,
Sekarang
menunjukan waktu pukul 00.00 hari minggu tanggal 26 Agustus tepat dengan
tanggal lahirku, aku bertambah umur, dan mengurangi waktu hidup aku juga ayah.
Ayah,
Aku
kangen banget sama ayah disana, aku sangat mencintai ayah, aku sangat
merindukan ayah.
Ayah,
Jika
malam datag dan dingin pun mulai menusuk tulang, aku teringat akan sosok ayah,
dan aku meneteskan air mata jika teringat dengan ayah.
Ayah,
Aku
tak berharap bertemu dengan ragamu, karena itu tak mungkin terjadi, aku hanya
berharap bisa bertemu dengan ayah walau sekejap dalam mimpi.
Andai ayah masih
bersama kami di dalam gubug sederhana ini, dan melakukan kegiatan keseharian
bersama kami, tapi itu hanya bayangan semata bagiku. Tuhan, berilah tempat
terindah untuk yah disana.
Ayah, berbahagialah
disana, istirahatlah dengan tenang, aku tak akan sekalipun melewatkan mu, dalam
doa dan pengharapanku. Ayah, jangan bersedih tersenyumlah untukku. Ayah, aku
mencintaimu sungguh sangat mencinta. Ayah, aku sangat merindukanmu sungguh
sangat merindu. Ayah, aku akan menjadi sosok yang lebih baik, untuk
kebahagiaanku, untuk cinta, untuk mimpi-mimpiku, dan utnuk ayah tersenyum
disana.
Ayah, aku akan selalu
mencoba tersenyum untuk ayah walau dalam duka lara, dan ayha pun harus
tersenyum disana untuk kami. Ayah, aku sangat merindukan ayah, jika aku melihat
seorang anak kecil yang di gendong ayahnya, aku sedih yah,. Andai ayah masih
bersama kami melewati suka duka bersama dalam kejamnya dunia. Tapi ayah telah
pergi meninggalkan kita semua dan tak akan pernah kembali.
Tuhan, berilah tempat
terindah untuk ayah di surga-Mu, tempat yang membuat ayahku selalu tersenyum,
dan jauhkanlah ayahku dari tempat yang amat engkau murka.
0 comments:
Post a Comment