Tuesday, 2 October 2012

Coretan 2


Surat Untuk Ayah
Dear Ayah,
Surat untuk engkau, yang kini telah tersenyum melihatku disurga. Surat yang ku tulis dari hati, agar engkau membacanya. Surat yang ku tulis disini, hingga mereka tahu seperti apa rasa cintaku padanya ? Seperti apa rasa rinduku padanya ? Surat Untuk Ayah.

Ku ingat, ketika ayah mengajariku pelajaran matematika, untuk mengerjakan tugas yang ibu guru berikan. Sampai larut malam aku belum menyelesaikan tugas tersebut, sehingga nenek pun menyuruh ayah supaya aku istirahat karena esok paginya sekolah.

Ku ingat, ketika ayah mengajariku bercocok tanam, bartani diladang, walaupun gerimis kami berdua tetap ke ladang unutk melihat buah pohon yang ayah tanam.

Ku ingat, ketika ayah memarahiku karena kesalahanku, aku mengerti orang tua memarahi anaknya karena tak ingin anaknya lebih buruk dari ayahhya dan ayah menginginkan aku lebih baik dari ayah.

Namun, semua itu hanyalah kenangan yang tak pernah ku lupakan, hanyalah kenangan yang tak bisa terjadi untuk kedua kalinya.
Aku yang entah dan tidak tahu harus melakukan apa ketika merindu kasih, sayang, dan cinta ayah. Aku yang disetiap hari-hariku mendambakan sosoknya, sosok yang tak pernah ada di dalam kehidupanku sekarang. Sosok yang ingin ku jadikan panutan dan contoh untuk hidup ku.

Rindu ini sangat amat mendalam untukmu ayah. Aku tak berharap ragamu bisa bertemu dengan ku, karena itu semua tak mungkin. Yang ku harap aku bisa bertemu dengan ayah walau dalam mimpi. Berbincang bersama ayah, memberi nasehat kepadaku, dan memberi acuan untuk hidupku. Tapi sekalipun aku tak pernah bertemu dalam ayah dalam mimpiku, walau Tuhan tidak menemukan aku dengan ayah dalam mimpiku, aku tahu Tuhan selalu memberi kabar kepada ayah disana.

Tidak banyak yang ku pinta dalam perjalanan kelam hidup ini. Tidak banyak ku inginkan dalam penat ruang sempit ini. Aku hanya meminta kepada-Mu, berilah tempat terindah untuk ayah di surga-Mu. Aku yang selalu meneteskan air mata ketika teringat akan kenangan-kenangan berrsama ayah, ketika melihat seorang anak kecil yang di gendong ayahnya, sungguh aku sangat meridukan ayah.

Ayah,
Sekarang menunjukan waktu pukul 00.00 hari minggu tanggal 26 Agustus tepat dengan tanggal lahirku, aku bertambah umur, dan mengurangi waktu hidup aku juga ayah.
Ayah,
Aku kangen banget sama ayah disana, aku sangat mencintai ayah, aku sangat merindukan ayah.
Ayah,
Jika malam datag dan dingin pun mulai menusuk tulang, aku teringat akan sosok ayah, dan aku meneteskan air mata jika teringat dengan ayah.
Ayah,
Aku tak berharap bertemu dengan ragamu, karena itu tak mungkin terjadi, aku hanya berharap bisa bertemu dengan ayah walau sekejap dalam mimpi.

Andai ayah masih bersama kami di dalam gubug sederhana ini, dan melakukan kegiatan keseharian bersama kami, tapi itu hanya bayangan semata bagiku. Tuhan, berilah tempat terindah untuk yah disana.

Ayah, berbahagialah disana, istirahatlah dengan tenang, aku tak akan sekalipun melewatkan mu, dalam doa dan pengharapanku. Ayah, jangan bersedih tersenyumlah untukku. Ayah, aku mencintaimu sungguh sangat mencinta. Ayah, aku sangat merindukanmu sungguh sangat merindu. Ayah, aku akan menjadi sosok yang lebih baik, untuk kebahagiaanku, untuk cinta, untuk mimpi-mimpiku, dan utnuk ayah tersenyum disana.

Ayah, aku akan selalu mencoba tersenyum untuk ayah walau dalam duka lara, dan ayha pun harus tersenyum disana untuk kami. Ayah, aku sangat merindukan ayah, jika aku melihat seorang anak kecil yang di gendong ayahnya, aku sedih yah,. Andai ayah masih bersama kami melewati suka duka bersama dalam kejamnya dunia. Tapi ayah telah pergi meninggalkan kita semua dan tak akan pernah kembali.

Tuhan, berilah tempat terindah untuk ayah di surga-Mu, tempat yang membuat ayahku selalu tersenyum, dan jauhkanlah ayahku dari tempat yang amat engkau murka.




0 comments:

Post a Comment